


​Industri mining Bitcoin di Afrika kini memainkan peran tak terduga sebagai katalisator pemerataan listrik bagi warga. Alih-alih membebani jaringan, para penambang justru memanfaatkan surplus energi terbarukan yang sebelumnya terbuang sia-sia untuk mendanai infrastruktur kelistrikan di pemukiman terpencil.
Mekanisme ini bekerja dengan cara yang sederhana namun efektif: penambang membeli kelebihan daya listrik yang tidak dapat disalurkan oleh pembangkit karena keterbatasan jaringan transmisi. Di Ethiopia, pendapatan dari penjualan surplus daya Bendungan Grand Ethiopian Renaissance kepada penambang Bitcoin telah menghasilkan devisa lebih dari 100 juta dolar AS. Pendapatan ini langsung digunakan untuk membangun gardu induk dan jaringan kabel baru.
​Hasilnya, percepatan elektrifikasi terjadi secara masif. Desa-desa di Ethiopia yang dalam perencanaan pemerintah baru akan dialiri listrik pada tahun 2035, kini sudah bisa menikmati cahaya lampu di tahun ini berkat subsidi silang dari pendapatan penambangan tersebut.
​Model serupa juga sukses diterapkan di Kenya melalui proyek mini-grid perusahaan Gridless. Dengan menambang Bitcoin menggunakan sisa daya yang tidak terpakai oleh warga desa, biaya operasional pembangkit dapat tertutupi. Dampaknya, tarif listrik yang harus dibayar warga lokal turun drastis hingga 60 persen, memungkinkan ribuan keluarga mendapatkan akses listrik yang andal dan terjangkau untuk pertama kalinya