News
Market Kripto Digetarkan oleh Isu Israel Vs Iran
June 12, 2025 | 10:45 WIB
Copied
ByBenny Hawe

Israel tampaknya bersiap meluncurkan operasi militer terhadap Iran, meningkatkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Menurut sumber-sumber intelijen yang dikutip oleh CBS News pada hari Kamis, 12 Juni 2025, laporan ini muncul setelah serangkaian eskalasi, termasuk serangan rudal sebelumnya dan ancaman balasan, yang telah memicu kekhawatiran global tentang potensi konflik berkepanjangan. Sementara fokus utama dunia tertuju pada dampak kemanusiaan dan diplomatik, para analis pasar juga memantau dampak signifikan terhadap pasar keuangan, khususnya kripto.

Sumber-sumber tersebut menyatakan bahwa Israel sedang mempersiapkan operasi yang mungkin menargetkan fasilitas militer atau nuklir Iran sebagai respons atas serangan rudal yang diluncurkan pada Oktober 2024. Pemerintah AS dilaporkan telah diberi tahu tentang rencana tersebut, meskipun belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak. Ketegangan ini diperparah oleh sanksi ekonomi dan retorika keras dari kedua negara, yang memicu kekhawatiran akan perang terbuka.

Eskalasi ini telah memicu volatilitas di pasar kripto, dengan Bitcoin (BTC) dan aset digital lainnya mengalami fluktuasi tajam. Bitcoin sempat turun 3,5% menjadi $108.500 setelah menyentuh puncak $112.000 kemarin, menurut data dari CoinMarketCap. Analis mencatat bahwa konflik geopolitik sering mendorong investor menjauh dari aset berisiko seperti kripto menuju "safe haven" tradisional seperti emas dan obligasi pemerintah AS.

"Sejarah menunjukkan bahwa ketidakpastian geopolitik, seperti konflik Israel-Iran, cenderung menekan harga Bitcoin dalam jangka pendek," kata Sarah Jennings, analis keuangan di Decrypt. Data historis mendukung pernyataan ini, dengan Bitcoin turun 9% menjadi $35.000 pada Februari 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina, dan penurunan serupa terlihat pada April 2024 setelah serangan Israel ke Iran.

Meskipun demikian, beberapa pengelola aset, termasuk BlackRock, tetap optimis bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai lindung nilai jangka panjang terhadap ketidakstabilan geopolitik. Harga Bitcoin sempat pulih setelah penurunan awal, menunjukkan ketahanan tertentu di tengah sentimen pasar yang beragam. Altcoin seperti Ethereum (ETH) dan XRP juga terkena dampak, dengan penurunan masing-masing 2,8% dan 3,1%.

Volume perdagangan kripto melonjak 15% dalam 24 jam terakhir, menandakan aktivitas panik jual dan akumulasi oleh investor institusional. Analis memperingatkan bahwa jika operasi militer benar-benar terjadi, pasar dapat melihat penurunan lebih lanjut, dengan target support Bitcoin di $105.000. Sebaliknya, resolusi diplomatik yang cepat dapat memicu pemulihan cepat, sebagaimana terlihat pada pemulihan pasca-konflik sebelumnya.