📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ALPINEUSDT1.465-0.288 ( -16.43% )
ASTERUSDT1.893+0.2277 ( +13.67% )
BTCUSDT119,988.0+1497.72 ( +1.26% )
ETHUSDT4,478.51+86.48 ( +1.97% )
HYPEUSDT50.14+0.76 ( +1.54% )
PENGUUSDT0.030988-0.00107 ( -3.34% )
SOLUSDT230.9+5.31 ( +2.35% )
SUIUSDT3.5769+0.0129 ( +0.36% )
XPLUSDT0.9172-0.028 ( -2.96% )
Powered by
Technology - AI

OpenAI Siap Luncurkan Browser Berbasis AI untuk Tantang Google Chrome

User
July 10, 2025 | 09:15 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
July 10, 2025 | 09:15 WIB
OpenAI Siap Luncurkan Browser Berbasis AI untuk Tantang Google Chrome

OpenAI, pengembang ChatGPT, bersiap meluncurkan browser berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menantang dominasi Google Chrome. Informasi ini pertama kali diungkap oleh Reuters, menandai langkah ambisius OpenAI untuk mengubah cara pengguna berinteraksi dengan web dan bersaing dengan raksasa teknologi Alphabet.

Browser baru ini, yang dibangun di atas kode open-source Chromium milik Google, diharapkan diluncurkan dalam beberapa pekan mendatang. Fitur utamanya mencakup integrasi AI yang memungkinkan interaksi langsung melalui antarmuka obrolan ala ChatGPT, mengurangi kebutuhan untuk mengklik situs web secara manual. Langkah ini diyakini akan memberikan OpenAI akses langsung ke data pengguna, yang selama ini menjadi pilar utama bisnis iklan Alphabet.

Konteks Persaingan
Peluncuran ini terjadi di tengah persaingan ketat di sektor browser, yang didominasi Google Chrome dengan pangsa pasar 68% pada Juni 2025, menurut StatCounter. Baru-baru ini, Perplexity AI meluncurkan browser Comet yang didukung AI pada 9 Juli 2025, sementara The Browser Company dan Brave juga telah memperkenalkan solusi serupa. OpenAI tampaknya terdorong untuk mengejar langkah ini sebagai respons terhadap inovasi kompetitor.

Browser OpenAI dapat mengancam pendapatan iklan Alphabet, yang bergantung pada data Chrome untuk menargetkan iklan—kontribusi hampir tiga perempat dari total pendapatannya. Departemen Kehakiman AS sebelumnya memerintahkan pelepasan Chrome setelah hakim memutuskan Alphabet memiliki monopoli ilegal di pencarian online, memberikan celah bagi pesaing seperti OpenAI. 

OpenAI juga telah memperkuat timnya dengan merekrut dua mantan wakil presiden Google yang terlibat dalam pengembangan Chrome, menambah kredibilitas teknis proyek ini. Strategi ini sejalan dengan rencana OpenAI untuk memperluas layanannya ke perangkat keras dan kehidupan sehari-hari pengguna.

Copiedbagikan