Krisis politik di Prancis kembali memuncak setelah parlemen resmi menjatuhkan Perdana Menteri François Bayrou melalui mosi tidak percaya dengan perolehan suara 364 banding 194. Kejatuhan Bayrou, yang baru menjabat sembilan bulan, menambah daftar panjang instabilitas politik di Paris, sekaligus memperdalam kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi negara dengan utang jumbo tersebut.
Bayrou sebelumnya mendorong program penghematan sekitar €44 miliar untuk memangkas defisit anggaran. Namun kebijakan itu ditentang hampir semua kubu politik, mulai dari sayap kiri yang menolak pemotongan anggaran sosial, hingga kanan yang menilai langkah Bayrou terlalu membebani kelas menengah. Dengan jatuhnya pemerintah, Prancis kini menghadapi kekosongan kepemimpinan di tengah kondisi fiskal yang rapuh.
Utang publik Prancis saat ini sudah mencapai 114 persen dari PDB, salah satu yang tertinggi di kawasan Eropa. Biaya bunga utang diperkirakan melonjak hingga €100 miliar per tahun menjelang 2029, menjadikannya beban terbesar dalam APBN. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius bagi kredibilitas fiskal Prancis, terlebih jika lembaga pemeringkat global seperti Fitch, Moody’s, dan S&P menurunkan rating kredit negara tersebut dalam beberapa pekan ke depan.
Dari sisi pasar keuangan, euro berpotensi menghadapi tekanan lebih lanjut apabila ketidakpastian politik berlanjut. Investor global cenderung menghindari aset berisiko di Eropa, yang bisa memicu arus modal keluar ke instrumen safe haven seperti dolar AS, emas, atau bahkan aset digital seperti Bitcoin. Bagi pasar kripto, dinamika ini bisa menjadi pedang bermata dua: di satu sisi, ketidakstabilan fiskal Eropa dapat meningkatkan minat pada crypto sebagai alternatif lindung nilai, namun di sisi lain, potensi kenaikan imbal hasil obligasi global akibat risiko kredit bisa menekan likuiditas untuk aset berisiko, termasuk kripto.
Presiden Emmanuel Macron kini menghadapi tantangan besar untuk segera menunjuk perdana menteri baru yang mampu merangkul berbagai spektrum politik sekaligus meyakinkan pasar. Opsi yang mengemuka adalah pembentukan kabinet teknokrat atau koalisi dengan Partai Sosialis, dengan kemungkinan berfokus pada kebijakan pajak baru ketimbang pemotongan belanja agresif. Namun tanpa reformasi fiskal yang kredibel, ancaman spiral utang tetap menghantui dan bisa menjadi sumber volatilitas global.
Bagi pelaku pasar, termasuk investor kripto, perkembangan politik di Prancis perlu dicermati sebagai katalis penting. Krisis kepercayaan terhadap salah satu ekonomi terbesar Uni Eropa berpotensi menular ke sentimen global, dan justru bisa membuka ruang bagi aset digital untuk kembali diposisikan sebagai alternatif dalam kondisi penuh ketidakpastian.