Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengatakan bahwa Taiwan, fentanyl, rare earths, dan kedelai akan menjadi topik utama dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping minggu depan di Korea Selatan, di sela-sela KTT APEC 2025.
Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat menginginkan kesepakatan dagang yang kuat dan adil, namun tetap mempertahankan ancamannya untuk menaikkan tarif terhadap produk China hingga 155% jika tidak tercapai kesepakatan sebelum 1 November 2025.
“I think when we finish our meetings in South Korea, China and I will have a really fair and really great trade deal together,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Bloomberg.
Trump menyebut Taiwan sebagai isu sensitif yang kemungkinan besar akan dibahas langsung dengan Xi. Ia menolak berkomentar apakah China akan menawarkan konsesi perdagangan sebagai imbalan untuk pengaruh lebih besar atas pulau tersebut.
“I assume that’s going to be one of the things, but I’m not going to talk about that now,” kata Trump dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Menanggapi pernyataan Trump, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan bahwa perang dagang tidak menguntungkan kedua pihak, dan menegaskan pentingnya “bernegosiasi berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati.”
China juga berusaha menenangkan kekhawatiran global terkait pembatasan ekspor rare earths, dengan mengatakan langkah tersebut “tidak akan mengganggu arus perdagangan normal.”