Western Union Co., perusahaan pengiriman uang berusia 175 tahun, sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan stablecoin berbasis dolar AS, seiring meningkatnya persaingan dari proyek-proyek kripto yang menantang bisnis inti mereka dalam transfer uang lintas batas.
Dalam wawancara pada Senin, CEO Western Union, Devin McGranahan, mengatakan bahwa stablecoin dapat menjadi “seperti rekening tabungan dalam dolar AS” bagi pelanggan di negara-negara di luar AS, di mana regulator mengizinkan aktivitas tersebut. “Kami sedang menjajaki peluang untuk menerbitkan stablecoin, khususnya di pasar non-AS,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan tren perusahaan keuangan yang ingin memanfaatkan kehadiran stablecoin setelah disahkannya undang-undang di AS yang bertujuan membawa token digital ini ke arus utama keuangan. Bagi bisnis pengiriman uang, stablecoin menawarkan cara yang lebih murah dan cepat untuk memindahkan dana secara global, menantang sistem tradisional yang bergantung pada jaringan bank koresponden dan memakan waktu dua hingga tiga hari.
Persaingan di sektor ini semakin ketat. PayPal telah meluncurkan stablecoin berbasis dolar dan mengintegrasikannya ke platform pengiriman uang Xoom. Circle Internet Group Inc., pengelola stablecoin USDC, juga memperluas jangkauan globalnya melalui kemitraan dengan bank dan perusahaan fintech. Kompetitor langsung Western Union, seperti MoneyGram, telah menggunakan USDC untuk pembayaran dan mempertimbangkan penggunaan token digital untuk operasional back-office. Sementara itu, Remitly memperkenalkan dompet multi-mata uang yang mendukung mata uang tradisional dan token digital, bekerja sama dengan Bridge yang baru saja diakuisisi oleh Stripe.
Di tengah persaingan ini, saham Western Union mengalami tekanan, turun sekitar 21% sejak awal tahun. Analis Capstone menyebutkan bahwa evolusi industri ini dapat menjadikan Western Union sebagai target akuisisi oleh perusahaan kripto besar seperti Circle, yang telah go public pada Juni lalu. “Jika ada yang menawarkan nilai yang sesuai dengan yang kami yakini pantas untuk perusahaan ini, tentu kami akan mempertimbangkannya,” kata McGranahan menanggapi spekulasi akuisisi.
Western Union kemungkinan akan bermitra dengan perusahaan di industri kripto untuk menerbitkan stablecoin-nya, dan saat ini sedang berdiskusi dengan sejumlah pemain besar di sektor tersebut. Stablecoin ini dapat memungkinkan penerima pengiriman uang menyimpan dana dalam mata uang yang lebih stabil seperti dolar, alih-alih mengonversinya ke mata uang lokal yang rentan terhadap inflasi. Selain itu, Western Union melihat peluang untuk menjadi jembatan antara industri kripto dan dunia keuangan tradisional dengan menyediakan akses masuk dan keluar bagi pengguna dompet digital.
“Selama dunia belum sepenuhnya menggunakan stablecoin atau kripto, kebanyakan orang masih membeli kebutuhan sehari-hari atau membayar sewa dengan mata uang lokal. Kami memungkinkan jaringan kami untuk tetap fleksibel,” tambah McGranahan.